KKN INSTIKA 2018 POSKO XIX KEMBANGKAN MD RINTISAN KKN INSTIKA 2017

INSTIKA Ahad, 5 Agustus 2018 12:07 WIB
1007x ditampilkan Berita

Batuan – INSTIKA – Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep tahun 2017 berhasil merintis Madrasah Diniyah di Desa Gung-Gung, tepatnya di kediaman Ustadz Hammam, Dusun Gung-Gung Barat, Desa Gung-Gung, Kecamatan Batuan.

Menurut keterangan Ustadz Hammam, sebelum mendirikan Madrasah Diniyah, peserta KKN Instika tahun 2017 terlebih dahulu mengumpulkan pihak pemerintah desa, tokoh-tokoh masyarakat, serta para wali santri untuk bermusyawarah tentang pendirian Madrasah Diniyah di Desa Gung-Gung, “Pihak desa, dan tokoh masyarakat serta wali santri diundang oleh KKN INSTIKA di Balai Desa Gung-Gung untuk berembuk apakah setuju dengan adanya Madrasah Diniyah di sini, dan Alhamdulillah mereka semua sepakat,” kenang Ustadz Hammam, Senin (30/7/2018).

Madrasah yang sudah berusia 1 tahun itu diberi nama Zawadul Ma’ad dan sekarang sudah mempunyai sekitar 76 siswa dari anak Gung-Gung sendiri maupun dari luar Desa Gung-Gung. Sayangnya, madrasah tersebut masih belum mempunyai gedung. “Di tanggal 16 Juli 2018 kemarin, Madrasah Diniyah ini sudah genap berusia satu tahun, jumlah murid yang tercatat ada 76 orang yang terbagi di tiga kelas, tetapi gedung kelasnya masih belum ada, mereka belajar di emperan rumah dan di musala, tenaga pengajarnya yang tercatat ada sekitar 6 orang dengan saya. Saya sangat bersyukur ada teman-teman KKN saat ini yang bisa membantu saya mengajar anak-anak,” tutur  alumni Ponpes Karai tersebut saat ditemui di kediamannya.

Mendengar cerita Ustadz Hammam, Peserta KKN Instika 2018 Posko XIX berinisiatif untuk membantu Madrasah Diniyah tersebut dalam segala bidang, tidak hanya membantu mengajar, akan tetapi juga berencana membantu melengkapi administrasi dan manajemennya, serta juga mempunyai keinginan untuk mengawal pembangunan gedung madrasah diniyah tersebut. “Kami siap membantu madrasah yang dirintis KKN Instika tersebut dalam berbagai hal, bukan hanya membantu mengajar tetapi juga ingin melengkapi administrasi dan manajemennya, karena saya melihat di madrasah ini masih belum ada jadwal pelajaran yang terpampang, absen siswa juga tidak ada. Selain itu kami juga siap mencari jaringan ke luar untuk pembangunan gedung madrasah, karena madrasahnya belum ada gedungnya, anak-anak belajar di emperan rumah dan musala,” jelas Sutikno, Ketua Posko XIX.

Tetapi, lanjut Tikno sapaan akrab Sutikno, untuk penyaluran pembangunan gedung Madrasah Diniyah pihak madrasah kurang begitu setuju jika ada bantuan dari pihak pemerintah, “Setelah kami konfirmasi lagi, beliau (Ustadz Hammam) kurang setuju jika ada bantuan dari pemerintah. Dari pada dapat dari pemerintah mending saya minta sumbangan kepada wali murid, biar warga di sini juga punya amal jariyah, katanya. Untuk tanah yang akan ditempati bangunan gedung itu sudah ada, dan bahkan beberapa kebutuhan bangunan lainnya seperti pohon kelapa yang akan dijadikan peralatan sudah beliau beli dengan uang pribadi dari kemarin-kemarin. Sebisa mungkin saya tidak akan bergantung kepada pemerintah sebab saya hawatir kalau saya bergantung kepada pemerintah nanti kita akan diatur oleh pemerintah,” kata Tikno menirukan perkataan Ustadz Hammam.

Penulis : Saiful Fawait, Mahasiswa Jurusan Tasawuf & Psikoterapi, Peserta KKN Posko XIX, Desa Gung-Gung, Kecamatan Batuan.

Editor: Masykur Arif (LP2D)