DEMA USHULUDDIN GELAR BEDAH KITAB KHOTBAH JUMAT

USHULUDDIN Jumat, 15 Maret 2019 16:22 WIB
1774x ditampilkan Berita

Guluk-Guluk – INSTIKA - Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep menggelar Bedah Kitab Khotbah Jumat Annuqayah karya Hadlratusy Syaikh Almaghfur lahu KH. Muhammad Ilyas bin Assyarqawi, Rabu (13/3/2019) di Aula Assyarqawi. Hadir sebagai pembedah, Drs. KH. Muhammad Muhsin Amir, dan Drs. K. A. Munif Zubairi, M.Pd.I.

Dekan Fakultas Ushuluddin, M. Mushthafa, MA. dalam sambutannya menyampaikan bahwa pihaknya mendorong mahasiswa Ushuluddin untuk menggali kearifan-kearifan lokal khususnya yang ada di Annuqayah. Melalui bedah kitab Khotbah ini, secara akademik mahasiswa diharapkan memperoleh pengetahuan penting. “ Karena secara keilmuan pun kitab ini mengandung pengetahuan yang sangat luar biasa,” katanya.

K. Muhsin Amir, dalam pemaparannya menyampaikan beberapa informasi penting mengenai kitab tersebut. Pertama, mengenai foto copyan kitab khotbah ini yang sudah beredar di kalangan santri. Menurutnya, kitab foto copyan yang beredar itu masih belum lengkap. “Di kitab itu hanya termuat sebanyak 29 khotbah,” terangnya. Padahal, dalam kitab manuskrip aslinya yang disimpan K. Muhsin melebihi itu. “Yang belum diterbitkan ada pada saya,” tambahnya lagi.

Kedua, menurut cucu pengarang kitab khotbah ini, ada 5 ciri khas yang terdapat dalam kitab itu, yaitu (1) dari segi bahasanya mengandung ilmu bahasa Arab dan sastra Arab yang sempurna. Susunan kalimatnya ringkas dan padat. Dan setiap kata yang digunakannya memiliki makna yang sangat luas.

(2) Secara keseluruhan, khotbah di kitab itu termasuk pendek atau sedang. Setelah ditelusuri alasannya ternyata sesuai dengan hadis nabi yang mengabarkan bahwa salat dan khotbah yang dilakukan nabi sedang-sedang saja.

(3) K. Ilyas dalam menulsikan doa khotbah terbilang panjang. Isinya selalu menyisipkan permohonan supaya negeri ini dipimpin oleh pemimpin yang Islam, amanah, saleh dan takwa.

(4) kitab khotbah itu disusun, sebagian besar, disesuaikan dengan bulan-bulan hijriyah. Masing-masing bulan ada khotbahnya tersendiri, termasuk khotbah pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

(5) Di dalam kitab khotbah itu tidak ditemukan penjelasan mengenai Undang-Undang Dasar ’45 dan Pancasila. Namun, pengarang kitab menganjurkan agar taat dan tunduk kepada Allah, Rasul-Nya, serta Ulil Amri selama tunduk dan takwa kepada Allah Swt.

Selain yang lima tadi, K. Muhsin menambahkan bahwa isi kitab khotbah yang ditulis kakeknya itu mengulas segala bidang pengetahuan, mulai dari sosial, politik, ekonomi, pendidikan, ilmu-ilmu alam, seperti astronomi, biologi, dan lain sebagainya.

Apa yang disampaikan oleh K. Muhsin tersebut dibenarkan oleh penyaji kedua, Drs. K. A. Munif Zubairi, M.Pd.I. Pengasuh Pondok Pesantren Nasy’atul Muta’allimin Gapura Sumenep ini menyampaikan bahwa kandungan ilmu pengetahuan dalam kitab khotbah tersebut sangatlah luas. Dapat dikatakan semua bidang pengetahuan terambah dalam kitab tersebut.

Mengenai amal saleh, kata K. Munif, di dalam kitab khotbah itu disampaikan, segala sesuatu yang dapat menjadikan seseorang lebih baik disebut amal saleh. “Termasuk belajar matematika oleh beliau disebut amal saleh,” terangnya.

Dengan demikian, tegasnya, Annuqayah yang mendirikan perguruang tinggi keagamaan dan sains dan teknologi mendapat legitimasinya dalam kitab khotbah ini.

Acara yang dihadiri mahasiswa Ushuluddin dan santri Annuqayah pada umumnya ini dimulai sekitar pukul 13:30 WIB dan berakhir pukul 16:15 WIB.

Penulis: Masykur Arif (LP2D)